.

Rabu, 01 Oktober 2014

SUARA SEMBER DARI BAGANSIAPIAPI 1956


Oleh Tressi A Hendraparya

SEMBERE GELUIDEN UIT GROOTSTE VISCENTRUM
HAVEN BAGANSIAPIAPI SLIPT AAN


Kepala distrik Bagan Si api-api,  Aminuddin mengatakan dalam sebuah wawancara dengan PIA,  bahwa perlunya segera dilakukan upaya penghentian proses pendangkalan pelabuhan Bagansiapi-api.
 Selama sepuluh tahun terakhir, pelabuhan telah menjadi jauh lebih dangkal dan sempit karena pendangkalan. Kondisi dimana pada kurun sepuluh tahun yang lalu pada suatu kawasan adalah masih berupa laut dimana dengan mudah dapat dilayari oleh sebuah kapal K.P.M. dari ukuran yang  standar,  namun sekarang ini telah berdiri rumah-rumah, gedung sekolah,  Pasar dan lapangan sepak bola. Kapal K.P.M. dengan ukuran terkecil pun hanya dapat melepas jangkar untuk berlabuh sejauh sepuluh kilometer dilepas pantai.

 Diberitakan bahwa departemen terkait akan segera melakukan pengerjaan pengerukan, yang nampaknya hingga saat ini belum Nampak tanda-tandanya bahwa operasi tersebut akan dilakukan dalam waktu secepat-cepatnya. Terdapat satu persoalan dimana tidak dapat dipenuhinya permintaan measyarakat nelayan akan pembangunan instalasi pengeringan di Pulau Barkey. Hal ini telah menyebabkan tenggelamnya tingkat produksi ikan di Bagansiapiapi, dimana merupakan pusat produksi ikanterbesar kedua di dunia.

Selain itu, semakin hari Keamanan di distrik ini menghendaki perlakuan yang lebih intensif. Pada era dahulu,  kota terlihat hidup sampai larut malam,  akan tetapi sekarang semuanya tertutup mulai pukul 20.00.wib.




NIEUWSGIER: Waarin genomen NIEUWSBLAD voor Indonesie
24 Mei 1956

Tidak ada komentar:

Posting Komentar