........................ hingga menjelang tahun 1940-an, kota
Bagansiapiapi telah menjelma menjadi suatu “modern
town”, dengan kelengkapan fasilitas modern seperti listrik, air bersih
hingga pemadam kebakaran. Pembangunan
perkantoran yang berjalan menjelang berakhirnya kekuasaan Hindia belanda,
tercatat adalah pembangunan “veld
politie”(saat ini kantor Polsek Bangko) berlokasi di
persimpangan “Societeit Straat dan Juliana Straat”, yang
nampaknya perlu segera dibangun disebabkan kondisi bangunan yang sudah uzur dan
rentan rubuh dan bahkan sebahagian sudah rubuh, sebagaimana diceritakan dalam
surat Komandan polisi Bagansiapiapi, J.C.Kossen tertanggal 2 Februari 1937
perihal “Zeer bouwvallige toestand der
kazarne Veldpolitie.” Komandan
Polisi Afdeeling Bengkalis menyarankan untuk sementara menggunakan Bangunan
lain untuk menghindari terjadinya kecelakaan jika Bangunan itu rubuh.
Pemerintah Batavia mengeluarkan kebijakan untuk membangun kembali, dengan
bangunan yang lebih luas dan kuat, dengan fondasi yang kokoh, yang hingga saat
ini salah satu bangunan tersebut masih
berdiri tegak. Kemudian pembangunan “opium depot/zouregie” di persimpangan
“Wilhemina Straat” dan “Kerk Straat” yang proses pelaksanaannya sendiri telah
berjalan sejak tahun 1938, ......... Pembangunan gedung kantor yang
terakhir ini, nampaknya berjalan tidak sesuai rencana disebabkan telah pecahnya
Perang Dunia II, yang sedikit banyak telah mengganggu arus pengiriman material
untuk pekerjaan pembangunan tersebut. Selanjutnya dapat diduga telah terjadi keterlambatan
atau mundurnya waktu penyelesaian pekerjaan tersebut. Fasilitas ruang publik, berupa lapangan atau “voetbalveld” yang biasa digunakan
sebagai tempat bermain bola kaki, terletak di Wilhemina Straat, tempat yang sekarang dikembangkan menjadi “Taman
Kota Bagansiapiapi.”
dari "Onderafdeeling Bagansiapiapi: Negeri Penghasil Ikan Terbesar di Dunia" Cet.II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar