.

Senin, 05 Desember 2011

DOKTER R.M. PRATOMO


Di Bagansiapiapi terdapat Rumah Sakit yang telah berdiri sejak masa Kolonial, dimana Kontrolir Haga pernah menjadi ketua presidiumnya.  Diberitakan bahwa dokter Pratomo terkena gelombang pasang ketika sedang melaksanakan tugas ke wilayah hulu sungai. Dikatakan, selama tur pada tahun 1939, ketika kapal itu dalam perjalanan di Sungai Rokan Dokter Raden Mas Pratomo, Pengawas Medis Rumah Sakit  di Bagan Si Api-Api-dihempas gelombang dan tenggelam.

Dokter Raden Mas Pratomo, berasal dari Paku Alaman Yogya, sudah bertugas sejak tahun 1913 di Bagan Siapi Api sebagai dokter Pemerintah Hindia, di mana dia bertanggung jawab untuk kegiatan Dinas Kesehatan. Ia sekolah di Stovia (Sekolah untuk melatih dokter-dokter Hindia) di Batavia dan lulus pada tahun 1906.

Tidak hanya sebagai seorang dokter,  beliau juga dikenal sebagai pribadi yang ramah dan dapat berkomunikasi dalam bahasa China dengan lancar. Pada masa itu,  seperti diketahui bahwa Bagan Si Api Api-adalah, salah satu tempat nelayan terbesar di dunia dengan populasi yang hampir seluruhnya komunitas China.


Bagansiapiapi,  5 Desember 2011
By  Tressi A.Hendraparya

Minggu, 04 Desember 2011

EKSPEDISI MENYUSURI SUNGAI ROKAN DARI BENGKALIS SAMPAI RANTAU BINOEWANG























kira-kira 127 tahun yang lalu  tepatnya tahun 1884, Laporan perjalanan JA.Van Rjin Van Alkemade diterbitkan. Laporan yang berisi catatan perjalanan sang administrateur Belanda dalam menyusuri Sungai Rokan yang dimulai dari Bengkalis sampai dengan Rantau Binoewang.  Perjalanan yang memakan waktu hingga 22 hari tersebut (6 – 28 Agustus)  memiliki rute Bengkalis – Selat Domei, Bagansiapiapi, Labuhan Tangga, Tanah Poetih – Rantau Binoewang balik ke  Bagansiapiapi dan kembali ke Bengkalis.

Perjalanan dilakukan dengan Perahu, sebuah perjalanan antropologis yang menantang dan juga berdekatan dengan bahaya. Kondisi ini disebabkan kondisi Sungai Rokan yang dikenal memiliki arus deras (mencapai 6 mil perjam) dan adanya gelombang pasang (beno) yang dapat berakibat fatal.  

JA Van Rijn banyak mencatat kejadian yang ditemuinya sepanjang perjalanan,   mulai dari tokoh Datoek Laksmana di Boekit Batoe, Pulau-pulau yang masih tak berpenghuni,  Kondisi Bagansiapiapi, Labuhan Tangga, Bangko, Tanah Poetih hingga kondisi masyarakat di Rantau Binoewang, yang meliputi kondisi sosio-kultural masyarakat.    Catatan Van Rijn  banyak membantu upaya untuk mengetahui keadaan sosial saat itu, seperti; kependudukan, pemerintahan tradisional, adat, legenda yang ada hingga realita sosioekonomi di sepanjang sungai Rokan menjelang abad ke-20. 

Tercatat juga beberapa perjalanan (ekspedisi) yang disponsori Pemerintah Kolonial seperti ekspedisi dari Padang menuju Siak, yang diterbitkan tahun 1895.  Penjajah, dalam upaya memperluas dan mempertahankan supremasinya atas wilayah koloni, salah satunya melakukan pengkajian yang mendalam atas kondisi sosiobudaya masyarakat (yang telah dan akan menjadi) jajahan. Dan hasilnya, 3,5 abad bangsa ini  berada sebagai bangsa sub-ordinat Kolonial. 

By Tressi A.Hendraparya